Quartararo Mengakui Pernah Memikirkan untuk Meninggalkan Yamaha
Jakarta – Fabio Quartararo mengakui pernah terpikir untuk meninggalkan Yamaha. Namun, Quartararo berubah pikiran setelah Yamaha membuat serangkaian perubahan.
Pebalap Prancis itu langsung menjadi juara dunia MotoGP usai debut bersama pabrikan Jepang itu pada 2021. Di musim berikutnya, Quartararo masih kompetitif meski harus puas finis runner-up di bawah rider Ducati Francesco Bagnaia.
Namun, masa-masa gelap Yamaha dimulai. Sejak terakhir kali berjaya di Sachsenring dua tahun silam, Quartararo belum pernah memenangi satu pun balapan sampai sekarang. Pencapaian terbaik El Diablo hanya empat kali finis ketiga, bahkan belum naik podium sama sekali di 2024.
Meski demikian, Fabio Quartararo justru memperpanjang komitmennya memperkuat tim Garpu Tala setelah meneken kontrak baru pada April silam. Keputusan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan penggemar, terlebih Quartararo mendapatkan bayaran tertinggi.
Pebalap berusia 25 tahun itu mengungkapkan alasannya bertahan karena Yamaha berinvestasi besar demi kembali ke level teratas. Sekalipun, Quartararo sadar bahwa hasilnya tidak akan dipetik dalam waktu singkat.
“Yamaha itu memang sebuah tim legendaris. Mimpiku, ketika aku masih kecil aku ingin sekali bergabung dengan mereka karena Valentino Rossi ada di sana,” sebut dia dikutip Crash.
“Tadinya aku sudah siap meninggalkan pabrikan ini, sekalipun ini adalah tim impianku, aku merasa sudah siap pergi. Dan kemudian Yamaha membuat beberapa perubahan besar. Mereka membuat sebuah investasi besar di proyeknya, mempekerjakan banyak insinyur baru.”
“Bahkan untuk pabrikan, untuk Yamaha, sangat tidak bagus karena tertinggal sejauh ini di pasarnya. Sayang sekali, Anda tidak bisa kembali ke level teratas dalam beberapa pekan atau bulan. Kurasa akan butuh beberapa tahun. Itulah yang membuatku mengambil keputusan bertahan di Yamaha,” ungkap Quartararo.
Fabio Quartararo bertengger di peringkat 14 klasemen MotoGP sementara dengan perolehan 61 poin dalam 13 seri. Quartararo hanya tiga kali finis 10 besar saat P7 di balapan utama Portugal dan San Marino, serta sekali P9 di Catalunya.
Post Comment